The 1st International Conference On Islamic Studies in IAI-Tribakti Lirboyo Kediri

0
1254

The 1st  International Conference On Islamic Studies merupakan agenda perdanya yang dilaksanakan di Institut Agama Islam Tribakti Kediri pada tanggal 25 Agustus 2019. Acara tersebut dihadiri oleh Dr. Sulaiman Hasan Sulaiman dari Rafak Universty Tripoli Libya, Dr. Muhammad Saud, Ph.D., dari International Islamic Universty Islamabad Pakitsan, Dr. Abd Badrudzzaman,Lc., M.A dari IAIN Tulungagung Indonesia. Kegiatan ini akan menjadi agenda rutin yang akan dilaksanakan dalam setiap tahunnya.

International Conference mengabil tema Islamic Studies in the Light of Future: Challenge and Prospects. Penyampaian materi pertama oleh Dr. Abd Badrudzzaman,Lc., M.A, dengan judul “Struggling in the Disruption Era: Challenges of Islamic Studies in The Islamic Higher Education”. Ia menegaskan globalisasi tidak lagi sebagai proyeksi masa depan tetapi sebagai kenyataan saat ini. Gangguan tidak hanya mempengaruhi domain ekonomi tetapi juga di domain lain termasuk pendidikan tinggi. Studi Islam dianggap sebagai pengetahuan normatif (bias sekularisasi).

Pemeringkatan Perguruan Tinggi Indonesia (Baik Negeri atau Swasta, termasuk Universitas Islam) di Dunia, jauh dari beberapa negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura. Harapannya adalah menjadi Universitas Riset atau Universitas Kelas Dunia, tetapi pada kenyataannya menjadi Universitas Pengajaran. Terbatas pada ideologi agama tertentu.

lebih lanjut, ia mengatakan tantangan era Pasca-kebenaran dan ledakan informasi Hoax. dengan arus informsi kebenaran bisa menjadi salah karena adanya Hoax.

Paparan kedua disampaikan oleh Dr. Muhammad Saud, Ph. D., dengan judul “Islamic studies and social sciences Prospects”. Ia menjelaskan Dunia Menurut Ilmu Pengetahuan Islam, Salah satu bidang pengetahuan yang telah diabaikan oleh umat Islam adalah arena ilmu sosial. Kecuali untuk beberapa inisiatif yang diluncurkan oleh Muslim Amerika pada awal 1980-an, sangat sedikit upaya yang dilakukan oleh Muslim untuk terlibat dalam ilmu sosial. Ilmu-ilmu sosial — tidak seperti ilmu Islam, yang pada dasarnya adalah paradigma normatif — memiliki fokus empiris. Ilmu sosial lebih tertarik untuk memahami dan menggambarkan dunia apa adanya — daripada mendalilkan tentang bagaimana seharusnya itu terjadi.

Sosiologi Islam – Individu dan Masyarakat, ilmu sosial secara keseluruhan memiliki banyak cabang. Ilmu-ilmu sosial ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada: antropologi, arkeologi, studi komunikasi, ekonomi, sejarah, musikologi, geografi manusia, yurisprudensi, linguistik, ilmu politik, psikologi, kesehatan masyarakat, dan sosiologi. Mengetahui memperoleh pemahaman teori tentang perilaku individu atau kolektif dalam lingkungan sosial dan cara bukti empiris digunakan untuk mengembangkan dan menguji teori-teori tersebut.

Mengapa Ilmu Sosial Itu Penting ?, Alasan utama mengapa penting untuk mempelajari ilmu sosial adalah karena pengetahuan ilmu sosial dapat membantu kita meningkatkan masyarakat kita. Dengan mempelajari hal-hal ini, kita menjadi lebih tahu tentang bagaimana masyarakat harus disatukan. Misalnya, satu bidang ilmu sosial adalah sosiologi atau psikologi.

Perubahan sosial & Agama, Jalur ‘agen perubahan’ di mana penerima individu menghasilkan perubahan sosial positif melalui tindakan pribadi dengan efek berganda. Jalur network jejaring sosial ’tempat jaringan sarjana dan alumni mempromosikan perubahan melalui aksi kolektif. Jalur ‘keragaman akademik’ tempat program beasiswa mengumpulkan akademisi di seluruh dunia. Jalur ‘pemahaman internasional’ yang menciptakan kondisi untuk meningkatkan komunikasi, toleransi, dan kerja sama antar budaya dan internasional. Orang-orang beragama “penerimaan teknologi” biasanya tidak setuju dengan perubahan teknologi.

Pembicara terakhir Dr. Sulaiman Hasan Sulaiman, dengan mengabil judul: الدراسات الاسلامية في مواجهة تحديات المستقبل

Dr. Sulaiman menyatakan dalam opening statementnya bahwa lagu indonesia raya merupakan merupakan investasi para pemuda islam indonesia dalam merefleksikan nilai-nilai keislaman dalam perintah al quran untuk bermusyawarah dan diiringi tawakal kepada Allah, karena lagu tersebut dikumandangkan pertamakali pada kongres 1928 yang melahirkan sumpah pemuda untuk menyatukan kebinekaan rakyat indonesia dalam kerangka persatuan, suata komitmen yang mustahil dikala itu untuk terwujud, namun para pemuda dengan keyakinan dan tawakkal mampu mengatasi kemustahilan tersebut layaknya Rasulullah dalam membangun persatuan umat di negeri Madinah.

Berkaitan dengan tantangan kajian keislaman dimasa depan dalam kancah internasional Dr. Sulaiman optimis dengan karakter para mahasiswa islam indonesia dan masyarakat muslim indonesia secara umum yang mampu meresapkan nilai kesatuan, toleransi, santun dan bersahaja seperti yang selalu menjadi tujuan luhur dan abadi dari syariat Islam. bahkan ia kemudian menyatakan bahwa muslim indonesia mampu menebar pengaruh nilai islam kepada masyarakat dunia, dan tidak mudah dipengaruhi oleh budaya yang merusak jiwa keislaman.

الشباب الإندونيسيا يؤثر ولا يتأثر

Statmen tersebut berdasarkan bukti sejarah bahwa meskipun selama kurun 360 tahun indonesia dijajah kolonialisme rakyat indonesia tidak terpengaruh oleh tipologi diktatorisme dan distruktivisme kolonial.

Comments are closed.