Ketua PSGA UIT Lirboyo Kediri Beri Rekomendasi pada Munas PSGA, Komisi Fiqih Parenting di UIN Mataram, NTB!

0
64

PSGA โ€“ (Mataram, 16/10/2024). Sukses menelurkan pelbagai rekomendasi, Universitas Islam Negeri Mataram menjadi tuan rumah Musyawarah Nasional PSGA perdana. Turut hadir Ketua Pusat Studi Gender & Anak UIT Lirboyo Kediri, yaitu Ibu Amalia Rosyadi Putri, M.Med.Kom.

Berlokasi di Hotel Grand Legi, Pagesangan Timur, Mataram, NTB agenda ini terselenggara dalam kurun waktu tiga hari berturut-turut sejak 16 Oktober sampai paripurna di tanggal 18 Oktober 2024, berkat kerjasama antara UIN Mataram, Diktis Kemenag, Forum PSGA & Balai Litbang Agama Semarang. Rangkaian konferensi terdiri atas; International Conference on GENSIA, Musyawarah Nasional PSGA I serta Perguruan Tinggi Responsif Gender (PTRG) Award III.

Acara tersebut diikuti oleh delegasi LP2M sekaligus Pusat Studi Gender & Anak dari 58 perguruan tinggi Islam se-Indonesia. Total terdapat 194 paper yang berpartisipasi dalam kegiatan ini. Mengusung tajuk “Kajian Interdisipliner Isu Perempuan & Anak Kontemporer untuk Transformasi Sosial,” yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pemahaman para akademisi di PTKI terhadap kompleksitas gender, ๐˜ด๐˜ฐ๐˜ด๐˜ช๐˜ข๐˜ญ ๐˜ค๐˜ฐ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ญ๐˜ถ๐˜ด๐˜ช๐˜ฐ๐˜ฏ & perlindungan anak.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Islam Negeri Mataram, Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag., mengatakan bahwa agenda yang urgensinya cukup diperhitungkan bagi seluruh PTKI ini, ๐˜จ๐˜ฐ๐˜ข๐˜ญ๐˜ด utamanya ialah untuk mendiskusikan isu gender & anak yang kemudian dirangkum dalam satu segmen penelitian.

“Saya kira ini akan menjadi ruang diskusi bagi para akademisi di PTKI, sebab isu gender & anak juga disinyalir menjadi salah satu problema yang harus dibedah & diberikan solusi bersama, berupa cangkupan penelitian.” tambah beliau.

Direktur Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), Prof. Dr. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag., mengungkapkan bahwa isu gender harus ditelaah berlandaskan konteks antropologi, karena sangat sensitif & bahkan dapat menghantar para akademisi memiliki pandangan esensial terhadap isu gender.

“Begitu riskan isu gender bilamana tidak didiskusikan dengan terbuka, sangking rentannya jika para aktivis perempuan mempunyai paradigma esensial terhadap laki-laki. Maka melalui kegiatan ini, kita harus menyelaraskan persepsi secara cermat & luas.” tandasnya lagi.

Di keesokan harinya, 17 Oktober 2024 digelar International Conference on GENSIA yang bertemakan ‘Membangun Sinergitas untuk Menguatkan Gerakan Pengarusutamaan Gender & Kekerasan.’ Sebagai narasumber, yakni Lies Marcoes serta Prof. Dr. Atun Wardatun, M.Ag., M.A., Ph.D.

Selepas pembukaan dilaksanakan, para Ketua PSGA berkumpul untuk mengikuti FGD (Forum Group Discussion) yang terkategori ke beberapa komisi.

Ketua Pusat Studi Gender & Anak UIT Lirboyo berujar bahwa agenda yang memang diperuntukkan guna mendorong bagaimana peran PSGA di Perguruan Tinggi hingga dapat berkontribusi masif dalam 4 ranah, yakni Komisi Fiqh Parenting, Komisi Kelembagaan & Advokasi, Komisi Kekerasan Seksual, pula Komisi Hak Anak.

Amalia Rosyadi Putri, M.Med.Kom sendiri tergabung dalam komisi fiqh parenting. Ia mengusulkan, bahwa untuk mewujudkan Generasi Emas 2045, tentunya bermula dari pondasi pendidikan keluarga, antara lain: stimulasi responsif agar mengimplementasikan model fiqh parenting-stunting dengan prinsip ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฉ (kasih sayang), ๐˜ง๐˜ช๐˜ต๐˜ฉ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฉ (individual), masโ€™uliyah (tanggungjawab), ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ด๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฉ (kebaikan) & ๐˜ถ๐˜ด๐˜ธ๐˜ข๐˜ฉ (keteladanan).

โ€œDan untuk PSGA UIT Lirboyo Kediri sangat concern dalam edukasi kepada mahasiswa atau calon orang tua lewat penerapan metode pengasuhan yang ditinjau berdasarkan perspektif fiqh sekaligus tindak preventif menanggulangi stunting. Kita juga siap melakukan pendampingan, riset-riset terkait perempuan & gender!โ€ tutupnya.

 

Penulis: Amalia Rosyadi Putri, M.Med.Kom

Comments are closed.