Kerja Sama Berbuah Prestasi: UIT Lirboyo Kediri Apresiasi UIN Maliki Malang atas Dukungan Beasiswa Doktoral Studi Islam

MALANG — Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang kembali menyelenggarakan ujian promosi doktor yang berlangsung khidmat di Auditorium Gedung B Lantai 4. Acara terselenggara pada hari Senin, 26 Mei 2025 dan dihadiri para promotor, dewan penguji, sivitas akademika, serta sejumlah tamu undangan.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Aziz Miftahus Surur, Lc., M.Ag., dosen tetap Universitas Islam Tribakti (UIT) Lirboyo Kediri, berhasil mempertahankan disertasinya di hadapan dewan penguji dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude. Ia secara resmi meraih gelar Doktor dalam bidang Studi Islam, sekaligus menjadi lulusan pertama Program Studi (S-3) Studi Islam Pascasarjana UIN Maliki Malang. Capaian ini menandai tonggak sejarah penting dalam pengembangan program doktoral di institusi tersebut.
Saat ini, Dr. Aziz menjabat sebagai Ketua Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir di UIT Lirboyo Kediri. Ia mengikuti program beasiswa Doktoral Studi Islam pada tahun 2022, yang merupakan hasil kerja sama strategis antara UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan sejumlah kampus berbasis pesantren, termasuk UIT Lirboyo.
Menanggapi keberhasilan tersebut, Rektor UIT Lirboyo Kediri, Dr. KH. Reza Ahmad Zahid, Lc., M.A., menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih atas dukungan UIN Maliki Malang dalam peningkatan mutu akademik dosen-dosen dari kampus pesantren.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang beserta seluruh jajaran atas kerja sama yang sangat berarti ini. Program beasiswa Doktoral Studi Islam menjadi bukti nyata komitmen bersama dalam peningkatan kualitas pendidikan tinggi pesantren. Semoga sinergi ini terus berlanjut dan memberi manfaat yang luas bagi umat,” ujarnya.
Keberhasilan Dr. Aziz menjadi bukti konkret bahwa kolaborasi antara perguruan tinggi negeri Islam dan kampus berbasis pesantren dapat melahirkan prestasi akademik yang membanggakan. Selain itu, hal ini menegaskan pentingnya penguatan sumber daya manusia melalui pendidikan tinggi dalam rangka pengembangan kajian keislaman yang inklusif, ilmiah, dan kontekstual di Indonesia.